YADNYA

MANUSA YADNYA
Manusa yadnya adalah korban suci yang bertujuan untuk memelihara hidup dan membersihkan lahir bathin manusia, mulai dari terwujudnya jasmani di dalam kandungan sampai akhir hidup manusia.
Bagi seseorang yang tinggi kekuatan batinnya, pembersihan dapat dilakukan sendiri melalui yoga samadhi secara tekun dan disiplin. Sedangkan mereka orang pada umumnya memerlukan bantuan orang lain melalui upacara-upacara dan upakara tertentu.  baca selengkapnya

PAGEDONG GEDONGAN
Upacara ini ditujukan kehadapan si bayi yang ada didalam kandungan dan merupakan upacara yang pertama kali dialami sejak terciptanya sebagai manusia. Oleh karenanya upacara ini dilakukan setelah kehamilan berumur 5 bulan, sebelum bayi itu lahir. Kehamilan yang berumur di bawah 5 bulan dianggap jasmaninya belum sempurna, dan tidak boleh diberikan upacara manusa yadnya.   baca selengkapnya

PERAWATAN ARI-ARI
Saat bayi lahir, tidak ada upakara yang istimewa dilakukan. Yang lebih utama adalah rasa gembira dan puji syukur kelahiran si bayi. Upakarenya disebut dapetan, yang terdiri dari nasi muncuk kuskusan dilengkapi dengan buah-buahan ( raka raka ), rerasmen ( kacang saur, garam, sambel, dan ikan ), sampian jahet dan canang sari serta sebuah penyeneng. Untuk tingkatan lebih besar dilengkapi dengan jerimpen di wakul berisi sebuah tumpeng lengkap dengan raka-raka, rerasmen dan sampian jeet. Upakaranya ditujukan kepada sang dumadi. Pada umumnya yang menjadi perhatian lebih adalah pada saat perawatan terhadap ari-ari si bayi.
baca selengkapnya

Bhuta yadnya adalah korban suci yang bertujuan untuk membersihkan alam beserta isinya dan memelihara serta memberi penyupatan kepada para bhutakala dan mahluk-mahluk yang dianggap rendah dari manusia, seperti jin, peri, setan, binatang dan sebagainya. Tujuan pembersihannya adalah menghilangkan sifat-sifat buruk yang ada pada mahluk-mahluk itu dan pembersihan pada alam akibat pengaruh negatif dari mahluk tersebut. Dengan melakukan upacara bhuta yadnya maka sifat-sifat kebaikan dan kekutan dari mahluk itu dapat berguna bagi kesejahteraan manusia. Dalam bhuta yadnya , juga terkandung pengertian usaha penyupatan terhadap mahluk-mahluk rendah, sehingga mereka menjadi mahluk yang dinaikkan derajatnya untuk menjalani karmanya.   baca selengkapnya


Segehan biasanya dilakukan untuk upacara bhuta yadnya yang sederhana, yaitu pada saat hari kliwon, kajeng kliwon, purnama, tilem, rerahinan alit di sanggah, pagerwesi, Saraswati. Biasanya segehan ini dihaturkan kepada Bhuta bucari, Kala Bhucari, dan Durga Bhucari di lingkungan rumah.  baca selengkapnya


Dalam persembahyangan sehari-hari maupun hari raya, canang adalah prasarana yang mutlak diperlukan untuk memusatkan danwujud persmbahan yang tulus kehadapan Bhatara ataupu Dewa. Sebagai srana sederhana dapat dipakai canag genten. Adapun canang genten sebagai alasnya dipakaijanur atau daun pisang, dan bentuknya segi empat. Kemudian diatasnya ada porosan dari sirih, kapur serta pinang lalu diikat dengan tali porosan ( dibuat dari janur ).

Diatasnya lagi diisi empat bunga dari janur, yang berbntuk kojong / tangkih, dan akhirnya barulah diisi bunga-bunga, pandan harum, serta wangi-wangi / minyak wangi. baca selengkapnya

YANG PALING SERING DIBACA