KEDUDUKAN DEWA, BETARA, MANUSIA

Belakangan rame di media social akan dituntunnya Ide Betare Mpu Ghana dari Pura Buana Dasar Gelgel Klungkung ke Pura Catur Lawe Besakih Karangasem.  Dari sekian komentar dan argument yang dilontarkan oleh umat Hindu, malah kita semakin binggung jika kita tidak mengetahui konsep dari kata Betare.

KEDUDUKAN DEWA, BETHARA DAN MANUSIA

Dewa
Dewa adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang tugasnya sangat erat dengan alam. Disamping Dewa juga diciptakan Dewi yang kita kenal dengan sebutan bidadari. Para dewa dan dewi diciptakan dari unsur div (sinar), sehingga mereka hanya memakai badan halus dan sulit dilihat dengan mata biasa.
Para Dewa dan Dewi diciptakan untuk menjaga dunia ciptaan-Nya dan masing-masing diberi tugas sendiri-sendiri. Dewa Surya tugasnya menjaga dan mengurus matahari terbit dari arah timur dan terbenam di barat. Dewi Wulan tugasnya menjaga bulan, Dewa Bumi tugas mengurus bumi, Dewa Waruna tugasnya mengurus lautan, Dewa Yama tugasnya sebagai hakim yang adil, Dewa Indra mengurus hujan dan menjaga Indraloka, demikian juga dewa-dewa lainnya, mereka bekerja sesuai dengan hukum alam (Tuhan). Dewa bukanlah Tuhan.
Didalam kitab Rig Weda X 129.6 dikatakan sebagai berikut :

”Sesungguhnya siapakah yang menganal-Nya? Siapa pula yang dapat mengatakan bila penciptaan itu dan bila ini dijadikan? Setelah diciptakannya alam semesta ini kemudian dijadikanNya Dewa-dewa itu. Siapakah yang mengetahui kejadian itu?”

Jadi sekali lagi Dewa bukanlah Tuhan, tetapi mahluk ciptaan Tuhan. Semua Dewa diciptakan tanpa nafsu, artinya tidak dibekali unsur-unsur negatip. Mereka tidak berani melanggar hukum alam. Dewa Surya tidak akan berani terbit dari barat dan terbenam di timur, tanpa kehendak dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Bethare
Kata bethare yang mempunyai makna sebagai pelindung sangat popular di Bali. Kadang kala maknanya dianggap sama dengan dewa, seperti Dewa Brahma disebut juga Bethare Brahma.
Ide Bethare yang bersthana di pure-pure, adalah berasal dari manusia yang pada masa hidupnya di dunia sudah memiliki kemampuan spiritual, seperti para Rsi, Mpu, Patih kerajaan dan Raja. Tingkat dari spiritual seseorang pada masa hidupnya pada jaman dahulu akan menentukan kedudukan pure yang ditempati.
Pure-pure Sad Khayangan umumnya ditempati oleh para Rsi dan para Raja, khusus untuk pure yang ada danaunya atau kolam, Betharenya adalah wanita. Contoh Pure Sad Khayangan Bukit Lempuyang yang berstana sebagai Betare di sana adalah Empu Gni Jaya, yang berstana sebagai Betare di Pure Besakih adalah Raja Udayana, sedangkan istri beliau berstana sebagai Betare di Pure Taman Suranadi Lombok. Raja Airlangga berstana sebagai Betare di Pure Baliku Lombok Barat, sedangkan istrinya berstana sebagai Betare di Pure Danau Beratan dan Danau Batur serta di Pure Sengigi Lombok Barat. Jadi perlu dipahami, bahwa Ide Bethare adalah dulunya manusia.
Setiap berkunjung ke Pura saya selalu bertanya pada pemangku pura, siapa yang melinggih pada pura tersebut. Seperti di Pura Pasar Agung Besakih dan Pura Buana Dasar Gelgel Klungkung, jawaban mereka sama “Ide Betare Lingsir” Kenapa ? Karena memang Ide Betare yang melinggih di pura sudah merage lingsir. Pernah hidup pada beberapa puluh bahkan ratusan tahun yang lalu.

Manusia
Selanjutnya, untuk melengkapi para pelaku yang akan memainkan sandiwara Agung-Nya sampai waktu kiamat nanti, maka Tuhan menciptakan manusia dari sarinya tanah dan Tuhan meniupkan sebagian roh-Nya kedalam diri manusia, sehingga didalam diri manusia terdapatlah sifat-sifat dari penciptanya yaitu Rwa Bhineda (baik dan buruk). Karena ada tujuh lapisan bumi (Sapta Petala), maka ada tujuh warna dari tanah. Itulah sebabnya, warna kulit manusia terlihat ada berbagai warna. Manusia bisa menjadi iblis/syetan dan bahkan melebihi, manusia juga bisa menjadi dewa dan bahkan melebihi dewa, tergantung dari kemampuannya untuk mengolah hati dan pikirannya dalam mengikuti tulisan skenario dari yang menciptakannya. Itulah sebabnya manusia bisa dikatakan paling sempurna diantara mahluk ciptaan-Nya, ini artinya antara dewa, manusia dan Betare, serta ciptaan-Nya yang lain, manusialah yang paling sempurna. Manusia diberikan kebebasan untuk mempergunakan akal dan kekuatannya untuk mengelola dunia nyata ini dengan memperhatikan hukum sebab dan akibat.   Pengertian ini sangat penting sekali untuk dipahami bagi manusia, karena akan berkaitan dengan tata cara dalam melaksanakan sembah. Dalam ajaran agama Hindu sebenarnya hanya ada eka sembah (satu sembah) yaitu sembah manusia kepada Sang Maha Pencipta, sembah dari kawula kepada Gustinya, lain itu tidak ada. Kepada para dewa, bethara, leluhur, manusia hanya menerapkan ajaran Tat Twam Asi, saling menghormati, mengasihi, dan saling mendoakan sesama ciptaan Tuhan.  
      Khusus Bethara, yang diartikan sebagai pelindung, ada yang berasal dari manusia artinya, dulunya bethara tersebut pernah lahir sebagai manusia seperti kita, hanya saja mereka sudah mencapai tingkat kesucian tertentu seperti para bhagawan, rsi, mpu, seorang raja yang sudah menjadi  bhiksuka, atau manusia yang memiliki kesaktian tingkat tinggi. Kita ambil contoh yang paling gampang yaitu Mpu Genijaya, Mpu Kuturan, Dang Hyang Dwijendra, Dang Hyang Astapaka, Ratu Pasek dan orang-orang suci lainnya. Begitu juga orang-orang yang menjadi pengikut ilmunya Dewi Durga dan sudah mencapai tingkat puncak, dia bisa duduk sebagai pelindung di pure-pure dalem.  
      Dengan mengetahui dan memahami, bahwa posisi manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna secara fisik, maka diharapkan kita sebagai manusia bisa memilah-milah dan memilih apa seharusnya dilakukan untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu Moksartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YANG PALING SERING DIBACA